KEHIDUPAN ORANG MAPIA AKAN MENJADI APA KETIKA PEMEKARAN BARU.

  
    KEHIDUPAN ORANG MAPIA AKAN MENJADI         APA KETIKA PEMEKARAN BARU. 


                  Oleh: Yohanes w Petege

Tenaga ahli kerja kaum relawan banyak-banyaknya sedang duduk bergairah dengan santun etika masing-masing berbincang tentang akan hal pemekaran baru yang akan di sebut ( PEMEKARAN KABUPATEN BARU "PKB" di Mapia kemudian akan mayoritas menyebutkan dengan suara indah dan amarah MAPIA RAYA. Masalah pada dunia sedang memanas isu ke isu tingkat ke pangkat pun diambang berpandangan dengan lensa kiri. Entah lah. 

Kehidupan manusia Mapia akan mengalami jutaan masalah hari ke hari ketika ramalan PKB itu di sahkan oleh kaum berkapital. Lalu, bagaimana kehidupan terhadap masyarakat setempat akan dialienasikan secara mentah-mentah dan, sumber hidup akan di eksploitasi, genosida,ekosida, bahkan bibit pelanggaran HAM pula tersilip dalam agenda alienasi. 

Tanah Papua akan kaya dengan sumber daya alam bahkan banyak kalangan menyebut Papua dengan nama (surga kecil yang jatuh di bumi) kejatuhan di bumi atas tanah Papua bukan oagi surga melainkan tumpuan darah anak kaki telanjang berhamburan bagaikan titik-titik hujan yang datang tanpa musiman. Orang Mapia bisa kita melihat secara fakto dengan beberapa wilaya di tanah Papua; pertama' PT Freeport  nama yang di kenal gunung es berlumuran dengan ikatan salju yang nan indah cantik asrama itu, berani di ekosida dan eksploitasi oleh kaum tertinggi pada prinsipnya hak atas Ulayat di pinggirkan tempat hutan berburu di rusak habis-habisan kali tempat hidup habitatnya dirusak, kebun tempat sumber kebutuhan hidup suku Amungme dan Kamoro di rusak terlihat bagaikan erosi padahal di rusak. 

Alam Mapia adalah gadis cantik yang belum ada persentuhan bersama alis imigran manusia baru atau laki laki baru. Tak tahu siapa dia? Manusia Mapia jika tidak menolak (Pemekaran kabupaten baru "PKB") maka, manusia Mapia siap-siap menjadi asing di atas tanah adat sendiri karena pemekaran masuk akan membahwa dan membahas banyak nilai buruk salah satu nilai adalah akan kehilangan tempat berburu dan berkebun kemudian, orang mapai akan di asingkan sekam tak memiliki tanah adat. Sunggu itu sakit...kegepaa. jadi, para Intelektual, senior, Junior bahkan masyarakat tercinta marilah kita memelihara dan menjaga alam kita alam Mapia mama Mapia berdasarkan filosofi kita orang suku bangsa Me-mee-pagoo. Yakni Douu, Gaii, Ekowatii. 

MARILAH KITA MELIHAT KUTIPAN SUMBER LIPI.

Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP), Theo Litaay, mengatakan rencana pemekaran wilayah Papua dilakukan atas masukan dari daerah-daerah, kabupaten, sampai dewan adat setempat. Warga yang diajaknya bicara, ujar dia, mengatakan membutuhkan akses yang lebih mudah terhadap pelayanan pemerintah.

Namun, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan hal itu terlalu tergesa-gesa jika dilakukan tanpa menyelesaikan akar masalah yang ada di Papua.

Adriana Elisabeth, peneliti LIPI, mengatakan situasi konflik yang masih terjadi di Papua akan menyulitkan rencana pemekaran wilayah atau DOB, meski pemerintah sudah membuat Undang-undang Nomor 2 tahun 2021 sebagai pengganti Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi Provinsi Papua.

"Ada unsur ketergesaan di sini. Yang diperhatikan pemerintah itu hanya pembangunan. Pembangunan itu bukan satu-satunya masalah. Ada masalah lain yang saling berkait, itu yang tidak pernah direspons secara terbuka," 
Oleh karena itu, orang Mapia dapat menjaga nilai-nilai harmonis, moral, etika, dengan sesama dan alam agar Mapia sebagai tombak contoh bagi kabupaten,kota, kampung lainnya. 

Jaga adik,Kaka,bapa,mama, masyarakat, junior, senior, intelektual, dan Alam Mama Mapai. 

Suara hati anak Papua, Mapia. 

Gubuk toutopa, 17April 2023

Penulis adalah mahasiswa Uncen Jayapura Papua.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN DENGAR KATA MEREKA

Tanah Papua, Medan Komfik Paling Subur

Maunii (Kapak Batu suku Mee)